Kamis, 26 Juni 2014

Kotak hati

Terlalu lancang aku menyebut ini pagi tapi terlalu larut jika ku katakan ini masih malam.
Entahlah aku tak mau begitu meributkan waktu yang terus mengejar langkahku.
Kini aku resah, dalam bungkusan kotak hatiku, jelas aku ingin sekali merobek plastik penutup nya biar aku gampang buang isinya yang seperti dia lakukan kini.
Ijinkan aku meronta pasrah atas keluhku yang sudah berlinang.
Tuhan.... cabut saja nyawa rinduku, pecahkan urat nadi sayangku yang kini rusak tak terawat dalam kotak hatiku meski masih ditutupi plastik cintanya.
Kotak hati itu dulu masih miliknya, sekitar seminggu-an yang lalu. sudah lewat 500 hari ia banggakan kotak hati berbungkus plastik. Dia gendong, dia simpan dengan kasih sayangnya. Iya tapi itu dulu.
Kotak hati berplastik ini sudah kerap meronta kesakitan karena plastiknya harus diperbaiki akibat tercoreng luka keegoisan, kemarahan, kecemburu-butaan. ahh terlalu banyak luka untuk kusebutkan. 
Biarpun begitu, tenanglah! isi kotak itu masih tetap utuh terjaga, tetap tenang bertahan bersama namamu. 
Sampai kini, luka itu datang mengoyak bungkus plastik. kata santun mu pelan pelan mengatakan kau tak memerlukan kotak hati ini lagi, mungkin luarnya sudah tak sebagus dulu. kemungkinan besar itu. tapi aku, yang masih terperangkap dalam isi kotak hati itu kini tertatih untuk keluar membuka pintu kotak dan menyobek habis lem-leman pembungkus yang letih diperbaiki itu.
Perlu waktu, aku perlu waktu juga bantuan tanganmu. 
tolong aku, jika kau benar ingin melepaskan kotak hati itu, lepaskan lah pelan-pelan tapi bukan untuk kau lupakan namun jika kau masih sayang sama kotak hati itu, ganti saja bungkusannya biar keadaan merubah tapi kita tetap bersama. 
aku, sekarang aku mencoba tenang menunggu kau membawa akhir letak kotak hati itu, harapku bawalah ia kemana hati kan menyatu.

 - galinawy



Tidak ada komentar:

Posting Komentar